Culture

Apa itu Waifu?

Apa itu Waifu?

Istilah ‘Waifu‘ telah berubah dari sebuah ekspresi yang tidak diketahui banyak orang menjadi sebuah pilar budaya dalam dunia anime dan manga, terutama di kalangan pengikut budaya otaku yang paling bersemangat. Kata ini, yang berasal dari istilah bahasa Inggris ‘istri’, telah berkembang selama bertahun-tahun menjadi referensi untuk karakter anime atau manga wanita yang menjadi objek kasih sayang, kekaguman dan, dalam beberapa kasus, pengabdian yang hampir bersifat religius.

Meskipun penggunaannya berasal dari bahasa gaul umum di Asia yang merujuk pada istri, istilah ‘waifu’ menjadi terkenal dalam budaya otaku berkat sebuah adegan dari anime ‘Azumanga Daioh’. Dalam anime yang tayang di Jepang antara bulan April dan September 2002 ini, salah satu karakternya, Profesor Kimura, merilis foto seorang wanita misterius. Karena penasaran murid-muridnya, dia hanya menjawab: ‘Mai Waifu’, yang secara jelas mengacu pada istrinya, meskipun adegan tersebut memberikan makna yang lebih lucu dan aneh.

Sejak saat itu, kata waifu mulai diadopsi oleh komunitas otaku, pertama sebagai lelucon yang berulang dan kemudian sebagai konsep yang mendefinisikan hubungan emosional yang dikembangkan banyak penggemar dengan karakter favorit mereka. Sama seperti ‘waifu’ yang mengacu pada karakter perempuan, padanan laki-lakinya juga memiliki istilahnya sendiri: ‘Husbando’.

Saat ini, kata ‘waifu’ digunakan untuk merujuk pada karakter wanita dalam anime, manga, atau video game yang membuat seseorang merasakan ketertarikan emosional atau bahkan romantis yang kuat. Tidak jarang kita menemukan penggemar yang membicarakan ‘waifu’ mereka dengan dedikasi yang mungkin terkesan berlebihan atau tidak dapat dipahami oleh mereka yang tidak mendalami budaya otaku. Di jejaring sosial dan forum khusus, pengguna sering kali berbagi gambar, fanart, dan semua jenis konten yang didedikasikan untuk karakter-karakter ini, mengangkat mereka ke kategori yang hampir mistis dalam dunia pribadi mereka.

Contoh nyata dari pengabdian ini ditemukan dalam acara seperti ‘Makan Malam dengan Waifu’, sebuah tradisi aneh yang berasal dari forum teks Jepang selama kencan romantis seperti Malam Natal atau Hari Valentine. Pada perayaan tersebut, para penggemar membagikan foto mereka sedang menikmati makan malam bersama waifu mereka, yang dapat muncul di layar komputer atau di bantal dengan gambar mereka. Bagi sebagian orang, ini adalah tindakan yang lucu; Bagi yang lain, itu adalah ekspresi kasih sayang yang tulus terhadap karakter favorit mereka.

Makan Malam Dengan Waifu

Istilah waifu menuai kontroversi dan bukannya tanpa kritik. Sementara banyak otaku membela hubungan emosional yang mereka kembangkan dengan karakter dua dimensi ini, yang lain menganggapnya sebagai tanda keterputusan dari kenyataan, yang terangkum dalam ungkapan terkenal ‘Dia Kartun, Bukan Waifu Anda’. Kritik-kritik ini menunjukkan persepsi bahwa mengembangkan ikatan yang mendalam dengan karakter fiksi dapat menyebabkan obsesi yang tidak sehat atau mencerminkan kesulitan beberapa orang dalam menjalin hubungan dalam kehidupan nyata.

Namun, bagi para pembela fenomena tersebut, memiliki waifu tidak serta merta berarti menyimpang dari kenyataan. Banyak yang mengklaim bahwa ini hanyalah cara untuk mengekspresikan kecintaan mereka terhadap budaya anime dan karakternya, dan perasaan ini tidak berbeda dengan perasaan yang dialami orang lain terhadap idola musik, aktor, atau karakter sastra. Inti dari fenomena waifu adalah kecintaan yang mendalam terhadap dunia fantasi yang dapat diciptakan oleh anime dan manga, dan karakter yang menghuninya menjadi cerminan dari cita-cita dan keinginan para penggemarnya.

Komentar
Postingan Terkait