Cosplayer profesional terkenal Enako melalui akun Twitter-nya mengungkapkan ketidaknyamanannya mengenai tren yang muncul terkait dengan kecerdasan buatan (AI). Tanpa secara langsung mengacu pada aspek etika teknologi ini atau penggunaannya secara umum, Enako menyoroti bagaimana beberapa orang mulai “memuji” fotonya dengan mengatakan bahwa foto tersebut sepertinya dibuat oleh AI. Dalam pesannya, cosplayer tersebut berkomentar: “Saya merasa tidak nyaman ketika AI memakan foto-foto saya dan kemudian menghasilkan gambar yang mirip dengan saya, jadi mengatakan ‘Saya terlihat seperti AI’ bukanlah sebuah pujian sama sekali“.
Tidak jelas apakah Enako mengacu pada komentar yang dia terima dalam foto yang dia unggah ke jejaring sosialnya atau komentar yang dibuat secara langsung, tetapi pengamatan seperti ini sudah cukup bagi cosplayer untuk berbicara secara terbuka tentang subjek tersebut. Pernyataannya muncul ketika penggunaan AI generatif secara etis di media telah menjadi topik perdebatan luas.
Baru-baru ini, SAG-AFTRA (serikat aktor AS) melakukan pemogokan pada bulan Agustus setelah gagal mencapai kesepakatan dengan beberapa perusahaan video game mengenai persetujuan, kompensasi, dan transparansi terkait replika digital dan sistem AI generatif yang digunakan untuk membuat pertunjukan sintetis. Meskipun Enako tidak berbicara secara langsung mengenai masalah etika ini, tampak jelas bahwa penggunaan teknologi tersebut, atau setidaknya komentar tentang penampilannya yang mirip AI, menimbulkan rasa frustrasi yang besar.
Teknologi AI sudah sangat maju, dan penciptaan gambar hiper-realistis atau berbasis foto telah menyebabkan banyak orang salah mengartikan karya asli dengan karya buatan. Fenomena ini semakin umum terjadi dan berdampak pada content creator seperti Enako, yang mungkin merasa terbebani oleh reproduksi digital besar-besaran yang dapat dicapai oleh AI.