Saga Android Dragon Ball Z adalah salah satu seri yang paling intens, menampilkan pertempuran luar biasa yang tumbuh agak menyayat hati untuk protagonis franchise Goku. Android adalah beberapa penjahat terbaik seri ini, yaitu karena betapa robot dan dinginnya mereka. Sebagai mesin pembunuh tanpa belas kasihan, lawan-lawan ini tampaknya tidak memiliki emosi atau penyesalan atas apa yang mereka lakukan. Contoh bagus dari ini adalah model kedua dari dalam seri yaitu Android 19.
Secara harfiah terlihat seperti boneka yang hidup kembali, Android 19 mewujudkan dirinya seperti tidak memiliki emosi sedikit pun. Namun, pada saat yang sama, ciptaan Dr. Gero ini memiliki beberapa emosi yang cukup gamblang selama pertarungannya dan menjelang akhir keberadaannya. Ini menunjukkan potensi sebenarnya dari android yang sepenuhnya robotik, karena mereka tampaknya berkembang bahkan melampaui pemrograman Dr. Gero.
Android 19 Sangat Setia kepada Dr. Gero
Android 19, tidak seperti dua pendahulunya sebagai android yang sepenuhnya robotik. Ini membuatnya lebih dekat ke Android 16, serta karakter klasik Android 8 dari Dragon Ball asli. Dia benar-benar terdorong untuk mencapai tujuan Dr. Gero untuk membalas dendam terhadap Goku atas penghancuran yang terakhir dari Red Ribbon Army sebagai seorang anak. Karena itu, dia sangat ingin melawan Goku sendiri, berlatih secara khusus untuk menghadapi ancaman Saiyan yang kuat.
Namun, Goku selalu mengasah kemampuannya walaupun dalam kondisi lema sekalipun, ini nantinya akan menjadi tantangan bbagi Android 19. Dia sama sekali tidak siap untuk transformasi Super Saiyan, yang mengalahkannya dengan keras. Ini membuat android terguncang dan lari untuk pergi, jelas takut akan hidupnya. Usaha itu adalah tugas yang bodoh, tetapi itu juga menunjukkan bahwa, meskipun sepenuhnya mekanis, Android 19 bukanlah robot tanpa emosi seperti yang diasumsikan.
Android 19 Adalah Robotic Yang Paling Emosional
Android 19 pertama kali menunjukkan emosinya ketika dia dengan arogan ingin melawan Goku. Merasa gembira melihat dia dalam keadaan yang begitu lemah, “keadaan emosional” android itu jelas merupakan kegembiraan yang terpelintir. Kebahagiaan seperti itu akan berubah menjadi ketakutan saat dia dipukuli oleh Vegeta, saat dia mencoba melarikan diri untuk hidupnya dari pangeran Saiyan. Jadi, jelas bahwa bahkan robot android yang sepenuhnya mampu memiliki emosi dan perasaan.
Ini juga ditunjukkan di Android 8, yang pada akhirnya sangat baik dan menjadi teman Goku. Hal yang sama berlaku untuk Android 16, makhluk kasar yang tampak besar yang sebenarnya jauh lebih tenang dan tidak haus darah dari pada cyborg manusia sebelumnya Android 17 dan Android 18. Android 16 bahkan akan mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan Gohan, putra musuh bebuyutan android. Android 19 oleh karena itu tidak menonjol dalam menunjukkan emosinya, tetapi dia dianggap begitu jahat dan dingin. Tampaknya ciptaan Dr. Gero lebih maju dan hidup dari pada yang dia sadari, memberi mereka emosi seperti manusia untuk menandingi kekuatan besar mereka. Sayangnya, salah satu emosi itu adalah ketakutan, yang pasti dirasakan setiap kali mereka menghadapi kekuatan yang lebih besar dari mereka.
