Komunitas penggemar “Dandadan” telah mengetahui bahwa adaptasi anime tersebut disensor dalam penayangannya di Tiongkok, yang menimbulkan gelombang komentar di jejaring sosial. Tangkapan layar yang beredar menunjukkan bahwa karakter yang paling terkena dampak sensor ini adalah Seiko Ayase, nenek sang protagonis, yang meski berpenampilan seperti wanita berusia dua puluh tahun, telah mengalami modifikasi penting dalam versi yang disiarkan di platform Tiongkok.
Perubahan yang paling kentara adalah pencabutan cerutunya yang digantikan dengan permen lolipop. Selain itu, pakaiannya, yang awalnya memperlihatkan sebagian belahan dadanya, telah diubah seluruhnya untuk menutupi seluruhnya. Jenis sensor ini bukanlah hal baru di Tiongkok, di mana peraturan ketat terhadap konten yang disiarkan di platform seperti Bilibili adalah hal biasa. Namun, adaptasi khusus ini telah menarik perhatian pengguna Internet karena cara penerapan perubahan tersebut.
- Di sebelah kiri adalah versi aslinya, di sebelah kanan adalah versi yang dikeluarkan di Tiongkok.
Meskipun dalam banyak kesempatan sensor di Tiongkok cenderung menjadi tren, dan beberapa pengguna mengambil kesempatan untuk membuat edisi palsu yang dengan cepat menjadi viral, kali ini sensor “Dandadan” benar-benar nyata. Pengguna Tiongkok juga membagikan adegan lain yang diubah di mana Momo Ayase, sang protagonis, diculik oleh alien. Pada versi aslinya, Momo disekap hanya dengan mengenakan pakaian dalam, namun pada versi yang disensor ia tampil mengenakan pakaian olahraga yang menutupi hampir seluruh tubuhnya.
Sensor serial dan film di Tiongkok telah menjadi topik yang berulang dalam diskusi online, terutama di komunitas penggemar anime yang membandingkan versi aslinya dengan yang ditayangkan di negara tersebut. “Dandadan” hanyalah contoh terbaru bagaimana peraturan Tiongkok yang ketat mengubah persepsi terhadap karya asing. Meski mendapat kritik, sensor ini terus menjadi kenyataan bagi semua produksi yang mencari tempat di pasar Tiongkok.